Mengapa kita memukul-mukul radio kita agar bunyi kembali..? ada
beberapa alasan mengapa orang melakukan hal yang hampir serupa bagi
radionya yang rusak;
- Tidak tahu sebab kerusakannya.
- Ingin cara mudah dan cepat
- Terbawa emosi dan rasa kesal karena terjadi berulang-ulang
- Tidak ingin repot-repot mencari sebab masalah dan menemukan solusinya.
Tanpa sadar banyak orang tua yang telah memperlakukan anaknya bak
ibarat “Radio Ngadat” . Dan setelah si anak tidak dapat diperbaiki lagi
maka dikirimlah ia ke tempat-tempat penampungan dan pembinaan remaja
bermasalah atau bahkan sampai berlabuh di Lembaga Pemasyarakatan.
Semoga ini tidak terjadi lagi pada kita dan lebih banyak anak.
Alasan yang mendasarinyapun hampir serupa;
- Kebanyakan orang tua tidak mengetahui mengapa anaknya berprilaku seperti ini atau seperti itu
- Setiap orang tua ingin cara cepat dan mudah untuk mengatasi prilaku anaknya yang dianggap “aneh” itu
- Sebagian besar orang tua melakukannya karena dorongan rasa emosi dan amarah.
- Tidak banyak orang tua yang mau bersusah payah belajar menemukan masalah dan mendapatkakan solusinya.
Begitu juga dengan anak kita, orang tua sering kali memukul anaknya
yang dianggap sedang “ngadat” baik dengan kata-kata yang kasar ataupun
dengan mempergunakan tangan (secara fisik). Sebagian besar orang tua
lebih cenderung memilih cara yang mudah dan cepat dalam menyelesaikan
konflik dengan anaknya yakni dengan kekerasan baik kata-kata ataupun
fisik. Seperti juga radio rusak, pada awalnya ini akan memberikan
reaksi “seolah-olah anak kita menjadi lebih baik”, namun lama kelamaan
hal ini akan memupuk sebuah tekanan kejiwaan bagi anak yang akan
berujung pada bentuk perlawanan anak terhadap orang tua.
Alangkah berdukanya para anak jika kita para orang tua terus menerus
memperlakukan mereka seperti radio rusak. Bayangkan jika cara ini terus
menerus dilakukan pada anak-anak kita akan seperti apa masa depan
mereka kelak..?
Anak kita merupakan perwujudan cinta kasih dari kedua orang tuanya.
Anak kita adalah permata yang tak ternilai dan tiada bandingnya, anak
kita adalah titipan Ilahi yang harus kita pelihara dengan sepenuh cinta
dan kasih sayang.
Betapa teganya kita jika memperlakukannya seperti sebuah benda yang
tidak berharga dan siap untuk dilempar ke gudang atau dibuang ke tong
sampah.
Wahai para orang tua marilah kita belajar bagaimana mengelola anak
kita sebagaimana mestinya dengan cara yang elok, elegan dan tepat.
Sehingga tidak terjadi lagi fenomena radio rusak yang selama ini banyak
kita temui dirumah-rumah.
Kami manyadari mengapa hal ini sampai terjadi pada kita para orang
tua; pada saat kita para ibu melahirkan anak; Tuhan tidak pernah
membekali kita dengan buku manual “manual book” bagi setiap anak yang
kita lahirkan. Tidak seperti pada saat kita membeli alat rumah tangga
semisal Lemari Es, Televisi; apapun merk dan tipenya barang yang kita
beli, kita tidak pernah merasa kesulitan untuk mengoperasikannya karena
kita pasti selalu dibekali dengan buku petunjuk pengoperasiannya,
termasuk didalamnya garansi kerusakan.
Namun tidak demikian halnya dengan anak kita; segalanya dilakukan
dengan cara meraba-raba, mencoba dan mencari tahu bagaimana kita bisa
mengelola anak kita dengan sebaik-baiknya. Kami tahu ini bukanlah hal
yang mudah dan sederhana, kami memahami ini merupakan perjuangan yang
berat bulan demi bulan bahkan tahun demi tahun.
Untuk itulah kami tulis buku ini dengan cukup rinci dengan tujuan
utama agar dapat membantu para orang tua memahami anak secara lebih baik
serta melakukan pola asuh tepat.
Buku ini disusun berdasarkan permintaan mayoritas peserta dialog
interaktif yang kami selenggarakan dari sekolah-ke sekolah dan juga dari
para orang tua yang mengikuti program parenting baik di Jakarta maupun
Bandung.
Semoga buku yang disusun dari rangkuman berbagai seminar dan dialog
interaktif ini dapat memenuhi harapan para orang tua yang haus tentang
pengetahuan dan keingintahuan untuk dapat berbuat lebih baik dalam
mengasuh anak-anaknya.
Selamat Membaca dan selamat berjuang..!
Ayah Edy
sumber:
http://www.bogor-kita.com/pendidikan/pra-sekolah/406-mengapa-anak-suka-membangkang.html
0 komentar:
Posting Komentar