
Pasalnya, selama ini para arkelog menemukan beberapa bagian dari
zona-zona Gunung Padang yang sudah mengalami kerusakan karena tidak
adanya pengawasan dan penataan yang baik.
"Kami tidak mempedulikan berapa usia gunung Padang. Apakah ada rongga
atau berbentuk piramida atau tidak. Kami sudah melakukan penelitian
sejak puluhan tahun lalu. Bagi kami sekarang adalah bagaiaman
mengembangkan Gunung Padang menjadi pusat studi dan destinasi
parwisata," ucap Kepala Tim Arekolog Puslit Arkenas, Mundardjito saat
memaparkan hasil penelitian Situs Megalitikum Gunung Padang yang
dilakukan selama lebih dari dua minggu sejak tanggal 12 November 2012 di
Hotel Cianjur, Cipanas, Kab. Cianjur, Kamis (29/11/12).
Mundardjito mengatakan justru adanya kontroversi mengenai penelitian
Gunung Padang selama ini, membuat masyarakat semakin banyak yang datang
namun persiapan pemerintah untuk menata belum cukup. Sehingga, kata
Mundardjito, pengunjung yang datang justru berpotensi merusak situs.
"Batu-batu bersejarah ini banyak yang mencorat coret bahkan saya
yakini sebagian hilang. Belum lagi sampah yang berserakan di mana-mana
yang justru semakin membuat situs yang memiliki peradaban ini rusak,"
katanya. (A-186/A-88)***
sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com/node/213290
0 komentar:
Posting Komentar